Kegiatan Pembinaan Kesenian Budaya Adat Aceh
- HUMAS RUTASA
- Nov 25, 2019
- 2 min read
Updated: Jan 31, 2020
Dalam hal mengembangkan bakat dan minat WBP, salah satu CPNS di Rutan Sabang berinisiatif mengajarkan beberapa kesenian Budaya Adat Aceh. Ia adalah Teuku Miftah Arifa, CPNS satu ini sangat mahir dan berbakat dalam mempelajari dan mengimplementasikan kesenian budaya Aceh. Beberapa WBP yang memiliki bakat dan minat dalam kesenian ini pun sangat antusias dalam mempelajari kesenian Aceh.
Dalam hal mengembangkan bakat dan minat WBP, salah satu CPNS di Rutan Sabang berinisiatif mengajarkan beberapa kesenian Budaya Adat Aceh. Beberapa WBP yang memiliki bakat dan minat dalam hal kesenian ini sangat antusias dalam mempelajari kesenian Aceh yang di pimpin oCPNS bernama Teuku Miftah Arifa.

Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

Tari Seudati
Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. Tari Seudati ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya.


Tari Likok Pulo
Tari Likok Pulo adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Aceh, Indonesia. "Likok" berarti gerak tari, sementara "Pulo" berarti pulau. Pulo di sini merujuk pada sebuah pulau kecil di ujung utara Pulau Sumatra yang juga disebut Pulau Breuh, atau Pulau Beras.
Tarian ini lahir sekitar tahun 1849, diciptakan oleh seorang ulama tua berasal dari Arab yang hanyut di laut dan terdampar di Pulo Aceh. Tari ini diadakan sesudah menanam padi atau sesudah panen padi, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan dapat berjalan semalam suntuk sampai pagi. Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar, atau bahu membahu.
Seorang pemain utama yang disebut cèh berada di tengah-tengah pemain. Dua orang penabuh rapa'i berada di belakang atau sisi kiri dan kanan pemain. Sedangkan gerak tari hanya memfungsikan anggota tubuh bagian atas, badan, tangan, dan kepala. Gerakan tari pada prinsipnya ialah gerakan oleh tubuh, keterampilan, keseragaman atau kesetaraan dengan memfungsikan tangan sama-sama ke depan, ke samping kiri atau kanan, ke atas, dan melingkar dari depan ke belakang, dengan tempo mula lambat hingga cepat.
P
Salam,
Comments